PROGRAM KEGIATAN REMIDI DAN PENGAYAAN
1. Pendahuluan
Dalam kehidupan sosial dalam bentuk apapun, keadilan merupakan kunci dari ketercapaian tujuan bersama. Demikian juga kehidupan sosial di kelas, keadilan merupakan kunci dari pencapaian tujuan bersama. Ketidak adilan sekecil apapun akan menghambat tujuan bersama.
Tujuan bersama dalam suatu kelas adalah ketercapaian semua Kompetensi Dasar yang tercantum dalam Kurikulum Nasional. Padahal kita semua tahu bahwa dalam suatu kelas pasti terdapat banyak keragaman. Salah satu bentuk usaha dari guru menghadapi keberagaman siswa dalam suatu kelas adalah mengadakan program remidi dan pengayaan. Meski sebagai manusia, tidak akan bisa sempurna keadilannya, namun harus selalu berusaha.
Khususnya kegiatan remidi merupakan pengejawantahan dari kampanye mendunia dalam pendidikan, yaitu “No child left behind”. Ini adalah jargon yang mengkampanyekan keadilan untuk semua siswa dalam kondisi apapun. Tiap siswa berhak mendapat perhatian dari guru sesuai yang ia butuhkan, untuk sukses dalam proses pembelajarannya.
Jargon ini pertama didengungkan di Amerika dan menyebar luas ke seluruh dunia. Namun sayang masuk ke Indonesia banyak yang menyalah tafsirkan dengan arti tidak ada anak yang boleh tinggal kelas apapun kondisinya.
Menurut Kurikulum Nasional program kegiatan remidi dan pengayaan wajib dilaksanakan. Kurikulum-kurikulum sebelumnya bukan tidak mengenalnya, akan tetapi sudah menganjurkan meski hanya secara tersirat. Dan belum mewajibkan secara tersurat dan belum menyusun juknis-juknisnya.
Adapun pengertiannya dalam juknis remidi dan pengayaan Kurikulum Nasional adalah sebagai berikut:
“Program Remedial adalah program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompentensi minimalnya dalam satu kompetensi dasar tertentu. “
“Oleh karena itu program pengayaan dapat diartikan :memberikan tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang
teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum. “
Metode yang disarankan untuk digunakan dalam program ini bervariasi. Kita harus sesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan kondisi yang dialami peserta didik.
Pada pelaksanaan di kelas guru, diharapkan selalu menyadari bahwa sekolah selalu menerapkan pembelajaran klasikal. Jangan terjebak dulu pada sistem individual. Jika murid banyak, penggunaan sistem klasikal akan lebih efektif baik bagi kelompok yang remidi maupun kelompok yang bukan remidi. Baru jika siswa yang perlu remidi berjumlah satu atau dua, sistem individual akan bisa efektif baik bagi kelompok remidi maupun kelompok yang bukan remidi.
Jika remidi diadakan pada saat proses pembelajaran harap mempertimbangkan hal di atas. Karena meski kelompok remidi yang perlu perhatian lebih, kelompok yang bukan remidipun masih tetap harus mendapat perhatian. Kondisi yang kondusif dalam kelas merupakan syarat wajib dari kelancaran proses pembelajaran dari kedua kelompok yang ada.
Kegiatan pengayaan sendiri banyak bentuk pembelajaranya sesuai dengan tujuannya. Mulai dari yang ditujukan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan siswa sampai untuk persiapan menghadapi ujian. Meski menurut beberapa kalangan drill persiapan ujian itu tidak lagi populer. Namun selama program evaluasi belajar masih diwajibkan, persiapannya masih diperlukan juga.
2. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran
Remidi
Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar.
Pemberian bimbingan secara kelompok, misalnya bimbingan kelompok. Pemberian bimbingan kelompok merupakan pemberian bimbingan pengulangan pembelajaran terhadap beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan. Jumlah peserta didik yang efektif untuk program ini antara 3 sampai 8 siswa. Sistem tutorial bisa diterapkan dalam program ini.
Pemberian bimbingan secara perorangan kepada peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan. Pemberian bimbingan kelompok merupakan pemberian bimbingan pengulangan pembelajaran terhadap beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan. Jumlah peserta didik yang efektif untuk program ini antara 1 sampai 3 siswa. Sistem tutorial bisa diterapkan dalam program ini.
Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu persiapan ulangan yang ditetapkan.
Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih cepat. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Tutor sebaya bisa diterapkan untuk mengulang pembelajaran dan latihan ulangan.
Pengayaan
Bentuk pembelajaran pengayaan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kegiatan pembelajaran ini diperuntukkan bagi peserta didik yang telah menuntaskan kompetensi harian dengan cepat. Maka mereka akan diberi tugas tambahan untuk dikerjakan secara mandiri. Contohnya : tugas untuk mencari pengetahuan pendalaman materi sendiri melalui internet di sekolah atau tugas proyek untuk diselesaikan. Atau saat seorang siswa diminta untuk
Setiap ujian yang akan dilaksanakan guru dipersiapkan dengan teliti. Jangan sampai kendala non teknis menjadi masalah, apalagi materi. Yang dipersiapkan dengan rapi mulai dari ulangan harian , UTS, TSM, sampai Ujian Sekolah.
3. Waktu Pelaksanaan
Remidi
Guru sudah mempunyai data kondisi dan nama siswa yang masuk dalam program remidi. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa-siswa remidi mendapatkan pembelajaran yang berbeda dari temannya yang lain. Mereka membentuk kelompok sendiri mendapat bimbingan dan perhatian yang penuh dari guru. Sedang siswa lainnya melakukan pembelajaran dengan lebih mandiri.
Setelah jam pembelajaran selesai, siswa yang sudah teridentifikasi perlu penambahan pembelajaran belum boleh pulang. Mereka masih melanjutkan pembelajaran untuk menuntaskan pembelajaran yang belum selesai hari itu dan pr kemarin yang belum di selesaikan. Semua siswa yang ikut remidi ini mulai dari kelas tiga sampai kelas enam masuk di satu kelas. Kelas ini dibimbing oleh satu guru piket. Sedangkan hasil dari pembelajarannya akan dilaporkan wali kelas masing-masing.
Program ini dilaksanakan menjelang akhir semester bersamaan dengan progam pengayaan dan dril soal TSM. Sasarannya semua siswa yang nilai UTS nya di bawah KKM.
Pengayaan
Dilaksanaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sasarannya adalah siswa-siswa punya kecepatan belajar lebih dari anak rata-rata. Setelah selesai menyelesaikan tugas dengan cepat, maka sisa waktu yang ada dipergunakan untuk pembelajaran lain.
Dilaksanakan 3 sampai 2 minggu sebelum kegiatan TSM berlangsung. Ini merupakan kegiatan khusus untuk persiapan TSM. Kegiatan pembelajaran tentang pemantapan materi dan try out soal-soal yang lalu. Kegiatan ini didasarkan pada pengalaman guru bahwa untuk kegiatan apapun siswa harus dipersiapkan. Meski untuk mengerjakan soal yang mudah sekalipun siswa harus diperkenalkan.